Poralitas Hidup Sesungguhnya
Pada puncaknya manusia akan memasuki tahap Dewasa, yang kadang masih banyak dari beberapa manusia tidak menyadari apa arti HIDUP sesungguhnya, mungkin atau bahkan keseluruhan saya tidak berani memukul rata semua aspek ini menjadi satu kesatuan. Namun rata-rata manusia berusia 25 tahun keatas menjalani hidup adalah fase untuk mengikuti arah angin yang membawanya entah berada dimana.
Apakah anda bingung dengan tulisan saya di atas. YA dan TIDAK pastinya seperti PRO dan KONTRA, namun tulisan ini dimaksud untuk menyalurkan aspirasi dan pemikiran saya selama ini. Beberapa catatan adalah Hidup hanya sekali, dan mati adalah sesuatu yang PASTI. Tapi disini sekali lagi saya bukan Tuhan yang mampu menelisik sejauh mana Setan menguping pembicaraan Tuhan dan menyampaikan kepada manusia.
Tapi sadarkah kita Pola Hidup manusia adalah LAHIR dan MATI, kita dilahirkan, hidup namun masa tua menanti sehingga kita menunggu ajal tiba. Disini yang saya tekankan adalah, gambaran kehidupan tidaklah selalu sama frame satu dengan frame lainnya, ada perbedaan, tapi garis dan benang merah patut kita ambil sebagai jalur baku yang memang kita pandang sebagai PRINSIP.
Banyak manusia tidak menyadari apakah ada hidup setelah kematian, menurut kepercayaan Agama saya yaitu ISLAM, setelah kematian kita akan menemukan kehidupan yang ABADI. Sesungguhnya kehidupan di dunia hanya sementara, lintasan dan catatan akhir dari proses manusia menjadi BAIK atau BURUK.
Saya berpikir kita kecil, remaja, dewasa dan orangtua adalah kehidupan rutinitas, tapi perjalanan hidup seperti apa yang kita tawarkan kepada DUNIA, apakah kita ingin berjalan dengan materi saja, atau agama dan keimanan, Atau keduanya, sungguh jawaban bukan berada di saya, semua saya serahkan kepada manusia dan individunya yang memang mempunya hak monarki atas dirinya. Tapi pengalaman saya setelah ditinggalkan oleh Ayah tercinta, begitu banyak hal yang saya alami, mungkin dahulu saya sering melihat kematian dari beberapa kerabat atau tetangga, namun dari seorang AYAH HEBAT spt AYAH saya lah yang mengajarkan sufi dan kebajikan. Bagaimana proses sebagai manusia itu termanufaktur dalam raga Ayah saya.
Sungguh waktu itu adalah sesuatu yang memang cepat datangnya, Dan ajal serta takdir adalah rahasia Tuhan, ketika saya di usia akhir 20 tahun, saya masih terjebak dalam raga remaja, saya masih berpikir bahwa kehidupan saya tidak berubah, hari demi hari, bulan dan tahun adalah kesepakatan saya untuk memikirkan dalam ruang lingkup saya adalah seorang yang ingin mencari kebahagiaan, namun ketika dewasa telah saya raih bukan kebahagiaan tapi bagaimana saya menyempurnakan iman dan kehidupan saya menjadi lebih baik. Banyak tanggung jawab dan pemikiran jadi tolak ukur saya mencari sebuah jati diri, baik dan buruk adalah kecakupan ilmiah yang merantai diri ini menjadi satu kesatuan sempurna sebagai MANUSIA SEJATI.
Banyak hal yang saya lewati, banyak mimpi memang belum saya realisasikan, banyak hal tertunda, dan banyak hal yang saya tinggal serta ketertinggalan. Namun dari semua itu saya berpikir, bahwa saya hidup hanya sekali, dan seakan-akan besok kematian menjemput saya. Tidak ada lagi pemikiran saya ingin melegalkan hidup saya dengan gaya spektakuler atau sesuatu yang bersifat duniawi, saya merasa menemukan pola yang tepat ketika saya menggengam dunia.
Karena banyak yang salah kaprah dunia hanya untuk bersenang-senang dan pemikiran sempit untuk selalu berorientasi kepuasan dalam mencari popularitas. Yang pada akhirnya menggiring mereka menjadi manusia kosong, memiliki segalanya tapi miskin akan hati dan pikiran kosong memaknai hidup dan menemukan jati diri...
to be continue..
Comments
Post a Comment