PELANGI HIDUP
Setelah hujan, pasti ada pelangi sesudahnya.
Aku ingin bisa melihat itu kelak nanti Tuhan.
Bagaimana dapat melewati proses ini tanpa ada hasil akhir
Aku tidak ingin terburu-buru untuk mendapatkan jawabannya
Untuk menemukan sebuah jalan yang berkesudahan.
Meraba semua seperti di awal saja
Mengerti akan satu kepastian
Mendapatkan keseimbangan
Mencerna seperti mereka tidak pernah meraja
Kesendirian ini tidak akan membunuhku,
Aku kembali terpuruk, tapi aku mampu bangkit
Aku pasti dapat melewati semua hal ini
Karena aku tahu Tuhan bersamaku
Aku ingin menepi dari segala hal,
Aku tidak menemukan teman ataupun saudara ketika ini terjadi
Aku di caci, aku dibuang, aku dianggap sampah
Aku terima aku seperti aku
Aku tidak lari, aku menatapnya
Biarlah terjemahan tiap mata dalam melihat siapa aku.
Aku senang membiarkan mereka tenggelam dalam satu kosakata.
Aku bahagia mereka menyebutku manja, sensitif, aneh.
Aku bisa membuat mereka berasumsi dan berpendapat seperti yang mereka mau
Pengalaman pahit ini akan aku ukir di dalam hatiku saja
Aku tidak mampu membela diriku, orang yang aku percayai saja pun hanya mengiyakan.
Aku pikir kepercayaan yang aku bangun dan aku bagi adalah bentuk sebuah metode dalam memahami.
Tapi aku menyadari, aku salah mengetuk pintu, salah mempercayakan amanah
Aku ingin pergi sejauh mungkin, dan tidak ingin kembali ke sana
Aku mau berteduh dan berlindung di bawah pohon cemara
Aku berharap kenyamanan dapat memberikan aku kehangatan
Aku dapat melihat Tuhan tidak meninggalkanku,
Aku ditemani malaikat-malaikat yang selalu menjagaku ketika aku terpuruk
Selamat tinggal harapan, selamat datang dunia baru
Aku berharap sekembalinya aku di dunia nyata
Wajah baru akan merekatkan aku pada suatu janji dan obsesi
Aku mau hidup dan melakukan apa yang ada dalam impianku.
Aku ingin bisa melihat itu kelak nanti Tuhan.
Bagaimana dapat melewati proses ini tanpa ada hasil akhir
Aku tidak ingin terburu-buru untuk mendapatkan jawabannya
Untuk menemukan sebuah jalan yang berkesudahan.
Meraba semua seperti di awal saja
Mengerti akan satu kepastian
Mendapatkan keseimbangan
Mencerna seperti mereka tidak pernah meraja
Kesendirian ini tidak akan membunuhku,
Aku kembali terpuruk, tapi aku mampu bangkit
Aku pasti dapat melewati semua hal ini
Karena aku tahu Tuhan bersamaku
Aku ingin menepi dari segala hal,
Aku tidak menemukan teman ataupun saudara ketika ini terjadi
Aku di caci, aku dibuang, aku dianggap sampah
Aku terima aku seperti aku
Aku tidak lari, aku menatapnya
Biarlah terjemahan tiap mata dalam melihat siapa aku.
Aku senang membiarkan mereka tenggelam dalam satu kosakata.
Aku bahagia mereka menyebutku manja, sensitif, aneh.
Aku bisa membuat mereka berasumsi dan berpendapat seperti yang mereka mau
Pengalaman pahit ini akan aku ukir di dalam hatiku saja
Aku tidak mampu membela diriku, orang yang aku percayai saja pun hanya mengiyakan.
Aku pikir kepercayaan yang aku bangun dan aku bagi adalah bentuk sebuah metode dalam memahami.
Tapi aku menyadari, aku salah mengetuk pintu, salah mempercayakan amanah
Aku ingin pergi sejauh mungkin, dan tidak ingin kembali ke sana
Aku mau berteduh dan berlindung di bawah pohon cemara
Aku berharap kenyamanan dapat memberikan aku kehangatan
Aku dapat melihat Tuhan tidak meninggalkanku,
Aku ditemani malaikat-malaikat yang selalu menjagaku ketika aku terpuruk
Selamat tinggal harapan, selamat datang dunia baru
Aku berharap sekembalinya aku di dunia nyata
Wajah baru akan merekatkan aku pada suatu janji dan obsesi
Aku mau hidup dan melakukan apa yang ada dalam impianku.
Comments
Post a Comment