RENUNGAN AWAL 2013
Memulai tapak tilas di akhir tahun, adalah memulai resolusi serta revolusi.
Mengukir dengan kematangan tekhnik serta pencapaian kemarin, hingga dapat memuluskan langkah yang strategis. Nampaknya di awal tahun adalah gejolak permanen dari sebuah kebisingan serta kemarahan bagi pihak-pihak yang telah ditelanjangi oleh politikus setempat, merancang dengan megah, tapi berakhir dengan hotel prodeo.
Menepinya sebuah kemaslatan jiwa, akibat dikebiri oleh kerakusan kekuasaan, dengan memberlakukan sebuah aturan yang terlihat adil namun merusak semuanya. Sesuatu yang bersifat kamuflase pasif. Pertumbuhan ekonomi, demikian tinggi tidak dapat disangkal, buah kesabaran, tapi seperti keluarga. Namun negara mempunyai pola tingkah yang berbeda. Tapi ini merupakan langkah awal yang cukup fenomenal, dimana letak pencapaian bersama akan diukur dalam sebuah pengorbanan darah dan air mata, perjuangan pahlawan kembali berkobar. Merah Putih kembali tegak, tunggu dan lihat dimana sebuah harga diri bangsa dapat berdiri.
Masyarakat madani, semakin beragam, teori dan pengkhultusan diri dengan mengatas namakan agama apapun, sudut-sudut saling menjatuhkan dan mengejek, menjadi satu pembahasan dan perubahan. Ketika sebuah dialog akan terorganisasi, sehingga tidak satupun orang berprasangka buruk.
Masalah hak dan peningkatan penyakit masyarakat baik dari penyakit kejiwaan, sosial dan AIDS akan menaik, dan menurun di beberapa tempat. Isolasi dan kerekatan agama serta budi pekerti yang menyelamatkan sebuah peradaban.
Badai dan bencana, masih datang dalam berbagai wilayah timur dan barat, banyak nyawa yang terenggut, dan banyak harta yang hilang. Kondisi ini di perparah dengan kemajemukan sebuah bangsa dalam memandang beberapa situasi dengan pandangan satu sisi saja, tidak meluas dan tidak mewakili. Pertumbuhan kelahiran kembali disergap, dan banyak rezeki datang untuk meluaskan jagad raya semakin kaya.
Sekian
Mengukir dengan kematangan tekhnik serta pencapaian kemarin, hingga dapat memuluskan langkah yang strategis. Nampaknya di awal tahun adalah gejolak permanen dari sebuah kebisingan serta kemarahan bagi pihak-pihak yang telah ditelanjangi oleh politikus setempat, merancang dengan megah, tapi berakhir dengan hotel prodeo.
Menepinya sebuah kemaslatan jiwa, akibat dikebiri oleh kerakusan kekuasaan, dengan memberlakukan sebuah aturan yang terlihat adil namun merusak semuanya. Sesuatu yang bersifat kamuflase pasif. Pertumbuhan ekonomi, demikian tinggi tidak dapat disangkal, buah kesabaran, tapi seperti keluarga. Namun negara mempunyai pola tingkah yang berbeda. Tapi ini merupakan langkah awal yang cukup fenomenal, dimana letak pencapaian bersama akan diukur dalam sebuah pengorbanan darah dan air mata, perjuangan pahlawan kembali berkobar. Merah Putih kembali tegak, tunggu dan lihat dimana sebuah harga diri bangsa dapat berdiri.
Masyarakat madani, semakin beragam, teori dan pengkhultusan diri dengan mengatas namakan agama apapun, sudut-sudut saling menjatuhkan dan mengejek, menjadi satu pembahasan dan perubahan. Ketika sebuah dialog akan terorganisasi, sehingga tidak satupun orang berprasangka buruk.
Masalah hak dan peningkatan penyakit masyarakat baik dari penyakit kejiwaan, sosial dan AIDS akan menaik, dan menurun di beberapa tempat. Isolasi dan kerekatan agama serta budi pekerti yang menyelamatkan sebuah peradaban.
Badai dan bencana, masih datang dalam berbagai wilayah timur dan barat, banyak nyawa yang terenggut, dan banyak harta yang hilang. Kondisi ini di perparah dengan kemajemukan sebuah bangsa dalam memandang beberapa situasi dengan pandangan satu sisi saja, tidak meluas dan tidak mewakili. Pertumbuhan kelahiran kembali disergap, dan banyak rezeki datang untuk meluaskan jagad raya semakin kaya.
Sekian
Comments
Post a Comment