Luapan Asa
Pagi buta melarutkan aku dalam sebuah pemikiran yang kadang, aku tak sanggup menangkupnya. Meskipun asa ini naik turun, tapi konsistensi diperlukan sekali dalam mengarungi ombak kehidupan.
Usia matangku sudah memasuki batas akhir, buat disana yang membaca. Berterimakasihlah apapun kondisimu.
Sekian tahun menepi, mengintrospeksi. Aku tidak ingin jatuh dalam keterpurukan. Memacu waktu untuk melihat masa depan yang lebih kondusif. Mimpi dan asa telah memenangkan kemalasan dan kelemahanku. Aku berharap usaha dan doa, telah dikabulkan Sang Khalik.
Buat mereka yang memandang sebelah mata, mengacuhkanku. Memandang rendah aku dengan cacian, dan hinaan. Terlampau sakit untuk mendendam. Lelah merusak hati dengan kebencian. Aku tak akan marah. Untuk apa, rasa sakit ini membuatku bersyukur bahwa, Tuhan mengirimkan kebaikan dalam hidupku. Aku akan buktikan bahwa aku bisa jadi baik. Yaitu membersihkan hatiku dengan kelembutan. Aku ingin berhasil dan berambisi dalam proyek masa depanku. Aku ingin suatu saat proses hidupku menjadi cerminan dan refrensi orang dalam menginspirasi.
Tuhan banyak mengirimkan kasihsayang dan cintaNya. Aku yang buta dalam melihat semua itu. Terima kasih hati ini selalu berusaha belajar untuk menjaga iman dan konsisten untuk berolah hidup dengan baik
Aku mengenang masa kecil dengan indah, meski tergurat luka. Itu membuatku mengingat aku bahagia menjadi bagian proses hidupku. Aku masih mencoba menterjemahkan pemikiranku dalam bentuk prosa cerita yang berdinamika, otentik dan unik. Smoga Tuhan kembali mmberikan kasih sayang dan cintaNya untukku.
Aku sudah tidak perduli hey... Kamu ya kamu
Cinta pertama dan terakhirku
Aku sudah berdamai dengan rasa ini
Aku tidak sanggup untuk melupakanmu
Tapi aku harus
Kini aku terbiasa kau tak disisiku
Takdir mengatakan kita tak bersama
Biarlah aku pun tak perduli
Aku pun tak ingin bermimpi
Biarlah ini menjadi akhir cerita
Aku sudah merasa bebas
Aku bahagia dan merasa tak ada beban
Mungkin kamu.. ya kamu
Pasti kamu mencariku
Tapi aku sudah tak melihatmu
Aku merasa kau bukan lagi yang aku harapkan
Selamat tinggal luka.
Aku cuma mau tinggalkanmu
Dalam kotak pandora usang
Tertawa saja untuk sesalmu yang usang
**Tuyul*
***Mak lampir*
****Firaun*
*****Antah berantah*
Comments
Post a Comment