Membangun Mimpi
Dear life
Mimpi yang sudah di rajut, tidak mungkin akan sia-sia. Karena menuju kesana, membutuhkan proses yang tidaklah mudah. Bagi saya untuk melihat masa depan, saya telah lama menepi, dan mengintrospeksi diri.
Mimpi yang sudah di rajut, tidak mungkin akan sia-sia. Karena menuju kesana, membutuhkan proses yang tidaklah mudah. Bagi saya untuk melihat masa depan, saya telah lama menepi, dan mengintrospeksi diri.
Membaca situasi, seakan diri ini mampu sudah melihat peta yang akan saya tempuh. Tentu tantangan ini akan menjadi pelabuhan bagi saya dalam menyatu dengan tujuan dan impian yang saya cita citakan sejak lama.
Banyak hal yang harus saya gali, dengan bertemu dengan orang-orang dari masa lalu saya.
Ada hal yang sulit bagi saya untuk menemui mereka, pasti ada yang berubah tentunya. Ada kesalahpahaman, emosi, kebaikan. Bagi saya tidak apalah, semua orang belum tentu menyukai saya. Dan tidak sedikit pun yang menyukai saya. Manusiawi sekali untuk memandang hal pro dan kontra. Bersyukurlah saya, benang merah kini dalam genggaman. Pola ini akan saya teruskan. Hanya tinggal meraih apa yang pasti saya butuhkan.
Saya tidak akan menyerah, saya masih melihat wajah-wajah penuh harap dari keluarga besar saya. Wajah ibu, adik dan kakak. Dan tentu wajah anak saya, saya ingin membanggakan bagi mereka.
Masih membangun dan memecut diri saya, agar saya terus berupaya. Hati kecil saya mengatakan ini waktunya. Mainkan kartu, dan kemudian, keluarkan kuncinya.
Dengan membaca intuisi saya, Alhamdulillah saya semakin menjadi lebih bersyukur. Perasaan kuat ini sudah ditempa. Mengasahkan pisau dalam diri saya. Saya yakin sukses ada di hadapan saya. Saya hanya terus berusaha memfokuskan bakat menulis dan analisa saya.
Semakin saya merunduk. Semakin saya merasa Allah memberikan kasih sayangNya.
Saya yakin saya tidak sendiri, ada berjuntai doa orang tua, keluarga, orang terdekat saya.
Saya gak mau menghancurkan impian saya sewaktu kecil, membahagiakan keluarga. Bagaimana kami berdelapan menghadapi hidup yang tidak mudah. Menghadapi persoalan dan bagaimana kami saling bergandengan tangan.
Saya harus berhasil saya harus bisa, setiap hari dan ketika bangun. Saya katakan dalam diri dan berdoa, smoga Allah memberikan kemudahan.
Smoga harapan ini tidak lah sia-sia
Ada asa yang membius saya, meyakini saya mampu bersaing dalam dunia. Saya tidak sendiri, saya bersama Allah.
Meski saya kehilangan dia, saya ingin membuktikan saya bahagia dan sukses.
Comments
Post a Comment