Dunia Anak
Halo.. Selamat datang di dunia khayalan anak-anak. Terkadang anak adalah guru terbaik bagi diri kita, dan bikin kita sebagai orang tua banyak belajar menjadi manusia yang lebih baik. Saya nulis bukan juga udah menjadi yang lebih baik. Hanya ingin berbagi aja, selama ini saya memilih memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga. Dan full time aku adalah seorang ibu, alasannya karena saya egois, posesif sebagai ibu. Ada rasa cemburu dan terpanggilnya hati nurani sebagai seorang ibu yang ingin melindungi, melihat tumbuh kembang anak. Ada kepuasan ketika proses jatuh bangun dalam membangun kontak fisik kepada anak. Ada cara-cara panduan psikolog umum, agama, hingga menemukan seni sendiri. Ada refrensi dari artis-artis yang membuat vlog parenting anak. Kita pasti akan mengikuti trend ini dan itu juga. Tapi ya karena saya tipikal idealis. Ada hal positif yang bisa saya ambil. Tapi ada yang inisiatif dan insting saya sebagai ibu yang saya jadikan prinsip dalam mendidik anak. Semua berdasarkan analisa sosial dan keadaan langsung hati dan emosi saya dan anak. Terlepas pro dan kontra dari jalan yang saya ambil. Karena untuk memutuskan sebuah keputusan tidak hanya berdasarkan asumsi sosial atau yang lagi trend saja. Tapi lebih melihat mental dan keadaan objek yang sedang berproses.
Bagi saya alhamdulillah ketika anak saya bisa saya penuhi dalam memberikan asi selama dua tahun. Tanpa ada peran ayah asi yang membantu. Banyak hal suami yang tidak bisa ikut berperan. Lebih ke nasib atau situasi memang harus saya lakukan sendiri.
Ketika memasak makanan anak saya, ketika proses melepas asi selama dua tahun. Belum ketika melatih tidak memakai pampers. Melatih ke kamar mandi untuk training pipis dan pup. Belum ketika anak saya sakit TB Paru selama 9 bulan. Dan ketika anak saya berusia 6 bulan, diharuskan minum antibiotik dikarenakan sakit fimosis.
https://www.ibupedia.com/artikel/balita/mengenal-masalah-pada-penis-bernama-fimosis
Yang pada akhirnya, saya sendiri memutuskan untuk sunat di usia 4 tahun. Harusnya sih ketika baru lahir bagusnya. Akan tetapi karena baru mengetahui di usia 6 bulan, dan karena lagi merangkak. Setelah usia 4 tahun anak saya sudah memahami tanggung jawab untuk training kamar mandi. Itu memudahkan.. Bahkan anak saya lebih kuat dan pemberani lebih dari saya. Alhamdulillah semua lancar proses penyembuhannya. Di foto pertama di atas. Anak saya menggunakan imajinasinya dia menggambar tanpa saya paksa ajari. Saya bersyukur dan takjub anak saya mengikuti passion yang ada di dalam dirinya. Untuk anak usia belum genap 5 tahun dan belum sekolah. Karena saya ingin anak saya masuk sekolah di usia 5 tahun. Seperti inilah yang saya inginkan yaitu masa keemasan bersama saya dengan seluruh rasa posesif saya terhadap anak saya, dengan cara positif. Meski sering keras untuk beberapa hal karena ada masalah dalam rumah tangga kami jadi saya bersikap keras. Yang sebenarnya belum boleh. Tapi terpaksa saya lakukan karena ada hal yang masih ada ganjalan.
Terlepas dari semua itu kebahagiaan lahir dari hal sederhana, rasa syukur hadir di situasi, tempat apapun. Bagi saya, tidak harus saya berkaca dengan hidup orang lain untuk menjadi anak orang lain. Tapi lebih introspeksi apa yang harus saya perbaiki.
https://www.ibudanbalita.com/artikel/biarkan-tumbuh-berkembang-tanpa-paksaan
Dari sisi agama ibu merupakan madrasah bagi anak-anaknya. Meski saya tidak sekolah tinggi tapi saya suka baca, itu yang saya tularkan ke anak saya. Ada sesi membaca buku memaparkan cerita dari isi buku. Yang pasti buku pertama adalah buku akhlak Rasulullah SAW. Saya pun mengajarkan hafalan, surat pendek. Meski hanya al-fatihah, al falaq, annas, dan lain sebagainya. Saya pun menerapkan setiap magrib matikan TV dan mengaji, saya pun yang ajarkan membaca iqra. Mengajak untuk ke masjid. Gerakan salat, jadi tugas dan hisab saya di hadapan Allah SWT sudah saya tunaikan. Meski belum sempurna. Saya berbuat dan berdoa apapun yang Allah SWT tetapkan untuk saya dan anak saya, saya belajar ikhlas dan mensyukuri. Semoga dalam takdir yang baik dan dalam lindungan Allah SWT.
Pasti untuk ibu yang hebat di luar sana jangan pernah menyerah. Apapun itu kondisi ibu bekerja dan ibu di rumah. Fokus dengan apa yang sedang di jalani. Apapun orang bilang ikuti insting, hati nurani. Ditambah wawasan dengan membaca buku dan refrensi dalam menjalani. Tentu doa lah yang paling bisa berhasil atau tidak. Libatkan Tuhan dalam segala hal.
Semangat
Comments
Post a Comment