Indomie Seleraku
Karena kekurangan mata tidak bisa melihat gelap meski pakai senter, saya bangunin pak Boss.. Tumben kalo ini gak pake otot. Anak pun bangun. Sekalian ajak buang air kecil. Terbantulah saya ke kamar mandi dengan penerangan yang memadai. Pak boss menyenteri kamar mandi. Setelah, itu saya bermunajat kepada Ilahi.
Lampu menyala pukul 3 pagi. Saya tidur kembali. Dan bangun pada saat azan subuh. Setelah itu karena kurang tidur. Tidur lagi, dan melakukan aktifitas pagi. Karena ada jadwal posyandu dekat rumah. Saya mengetahui kelemahan anak saya makan masih lama. Dan segala hal pasti dengan lama. Alhamdulillah gak lama, sih. Saya masih bisa duha dan membaca alquran. Tapi saya lupa untuk sarapan. Ya, karena saya ga sering lapar. Tapi kalo mau puasa itu susah banget. Terlebih hutang puasa masih banyak 😫(jangan, dicontoh ya guys).
Karena anak masih makan, perut melilit. Saya lupa kalau ada maag, dan saya bernafsu dan tergoda dengan vlog di bawah ini
https://youtu.be/L5KBfW3fVa0
Sebenarnya saya dari usia muda, tepatnya di tahun 2004 sudah mengurangi nasi. Tapi yang konsisten di awal 2006-2014. Waktu hamil pun saya mual dengan nasi. Makanya hamil saya masih tetap langsing banget.
Saya diet nasi. Hanya pagi sarapan oatmeal. Dan lauk pauk saja. Kebetulan saya bukan pecinta daging, telor. Seumur hidup saya bisa menghitung berapa kali makan daging. Fix tidak suka daging. Tapi anehnya bakso suka. Yang lebih aneh gak suka makan manis tapi permen masih suka. Hahaha.. Dan saya memilih suka ikan ini fix saya suka..
Karena sakit Toxoplasma makin picky juga. Karena yang bikin nafsu makan kan sambel sohibnya lalapan mentah. Karena saya ga bisa makan sayur mentah, bakar-bakaran. Dan itu yang membuat saya malas makan. Kecuali kumpul sama keluarga atau temen kuliner, itu pun hanya makan yang biasa dan rutin saya makan tanpa tergoda makan yang dilarang dari sakit saya sendiri
Kemudian saya eksekusi membuat indomie ayam special pakai cabe. Saya makan dengan indomie saja dicampur dengan nasi sisa kemarin. Kebetulan persediaan bakso habis dan saya gak terlalu suka makan mie dengan telor. Setelah saya selesai makan, anak saya pun masih belum selesai makan.
Kesan pertama nikmat terhakiki, bikin indomie pas kuah, pas tekstur mie kenyal. Dan cabe melimpah ruah. Sering telat makan, tapi aman. Sombong keluar lagi (sekali lagi jangan ditiru ya guys😔). Pertama-tama nikmat dong. Kedua perut langsung melilit. Kali ini lebih dahsyat dari makan baso aci. Saya ingat keduanya makan pedas dalam keadaan kosong. Dan telat makan siang, saya mau pingsan. Keringat dingin udah keluar. Bukan lebay, tapi antara hidup dan mati. Perut makin melilit dengan kecepatan makin tinggi.
Detik itu juga, saya minta tolong anak saya, dia gak mau karena masih belum paham. Kedua setelah dinego dan kasih pengertian. Sambil nahan perut melilit. Maag fix kambuh. Saya berdoa jangan sampai mati konyol. Saya memang lagi membaca doa pagi. Saya lanjutkan ritual itu. Sambil anak menangis, karena saya minta tolong anak ke warung beli susu bear brand. Dua warung dan dua kali balik gak ada. Rasanya saya mau di ujung maut. Sebelum makan saya minum jamu rutin di mbok-mbok yang keliling. Tapi sakitnya dikarenakan perut kosong dan langsung makan cabe. Saya berjuang menahan sakit maag in inget dengan anak saya. Akhirnya perjuangan melawan sakit mereda😪
Anak saya ke posyandu sendiri dengan membawa uang dan kartu posyandu. Ya itung-itung belajar mandiri, ya segitu cerita saya. Intinya saya kapok makan cabe.
Perlu beberapa bulan berani makan cabe. Karena ini sakit maha dahsyat.
Makasih ya Allah SWT udah kasih kesempatan sehat lagi
Comments
Post a Comment