Waktu Terbaik
Sebenarnya mau menceritakan suatu cerita yang dapat dibilang unik, dan gak tradisional. Tapi baiknya saya ceritakan nanti di buku yang mau saya buat. Mohon saja kapan yang terbaik Allah kasih.
Buat saya waktu terbaik, adalah waktu yang tepat dan ideal untuk menemukan satu kesatuan.
Kenapa mesti begitu, karena di waktu yang tepat, di hari yang terbaik. Maka akan ada suatu perjalanan yang terbaik, bukan.
Di saat saya mencari jati diri, saya pun menemukan sebuah perjalanan unik dan bukan seperti cerita pada umumnya. Dan saya pun dikelilingi orang-orang yang memang khusus dikirim oleh Allah dalam membentuk proses ini semua.
Saya menyadari ketika saya sekarang menulis kembali. Menyadari begitu baik Allah kepada saya, telah mempertemukan semua hal dengan warna dan keunikannya agar kelak dapat saya kenang dengan indah. Hal yang buruk pasti ada, akan tetapi bagi saya semua itu adalah sebuah bagian proses perjalanan untuk mencari kebenaran yang hakiki untuk saya.
Kemarin saya berkomunikasi kembali dengan salah satu teman kantor lama di sebuah perusahaan besar media di Indonesia. Beliau pun masih bekerja disana sampai dengan saat ini, sebenarnya ada sebuah cerita unik antara saya dan dia. Saya pernah dijodohkan dengan adiknya tapi tidak berhasil :(. Sosok beliau di kantor mempunyai pembawaan yang ramah, kocak.
Paling up-to-date dengan tekhnologi dan produk elektronik lainnya. Apabila mau membeli handphone, laptop dan sejenisnya bisa ditanya sama beliau, pasti akan dikasih tahu produk yang bagus dengan detail. Tidak pelit ilmu sukanya bikin suasana ramai dan paling penting pendengar yang baik. Tapi beliau sempat bilang waktu saya masih bekerja disana, saat perjodohan saya gak berakhir dengan indah.
Beliau bilang ke saya, bahwa saya menolak adiknya karena "gak ganteng". Sedih sih cuma bukan karena hal itu tapi kendalanya ada dalam diri saya pribadi. Tapi saya merahasiakan apa yang membuat saya tidak berhasil. Saya hanya menyampaikan jawaban diplomatis "gak jodoh, mas". Setelah beberapa tahun tidak bertemu, kami masih berteman di medsos, saya tukeran nomor HP beliau. Dan saya pun langsung hubungi nomor WA-nya dan meminta maaf mengenai perjodohan tempo hari, karena masih ada yang mengganjal dan masih ada perasaan tidak lagi enak. Selain itu saya hanya ingin meminta maaf karena mengecewakan beliau dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, bukan tidak mau karena apa yang dia pikirkan.
Tapi lebih saya tidak percaya diri dapat bersanding dengan adiknya. Ada penyesalan juga seandainya kalo bla bla .. tapi saya sadar posisi saya dan adiknya pun akan banyak kesulitan. Saya bahagia sekali kami masih bersilaturahmi, sampai sekarang beliau salah satu orang yang saya percayai dalam berdiskusi. Dan masih sangat menghargai saya sebagai manusia. Beliau pun adalah orang yang rendah hati juga, tidak memandang saya dengan sebelah mata.
Karena beliau adalah orang yang selalu memberikan senyum terbaik untuk semua orang. Jujur saja..hal yang paling tidak saya sukai adalah berhubungan dengan orang yang sombong. Dan jangan sampai saya pun menjadi orang sombong, sekali lagi saya harus banyak berkaca dalam banyak hal. Kalau sampai ketemu dengan tipe macam itu ya cukup tahu saja sambil senyum dan istigfar saja.
Bagi saya hal yang saya butuhkan adalah bertemu dengan orang yang membawa energi positif, saling menghargai dan menyayangi satu sama lain. Saya sendiri pun sangat senang di kritik dan menerima nasehat, baik dari anak kecil ataupun orang tua dengan berbagai macam latar belakang apapun akan saya dengar dan hargai apabila itu baik.
Menurut saya pribadi orang lain itu adalah orang yang paling banyak ilmunya dibanding saya. Karena itu saya senang belajar dan berjuang untuk menjadi orang yang lebih baik dari hari ke hari.
Kebahagiaan saya yang lain adalah ketika saya mampu berinteraksi dengan banyak orang dan saya mampu mendengarkan juga menyelami apa yang ada dalam pikiran dan cerita yang mereka percayai untuk diceritakan kepada saya.
Saya senang dan bahagia sekali sudah melakukan pembentukan empati dari didikan orang tua, makin terasa sejak sekolah dasar menjadi pendengar baik untuk teman dan keluarga, saya sendiri seperti punya alarm kalau saya lagi egois.
Sebagai manusia biasa ada hawa nafsu untuk bercerita juga dan berkeluh kesah tapi ada bisikan yang mengatakan "kamu ingin didengarkan atau ingin bercerita" dan pasti alarm itu akan bilang dan menghentikan saya untuk jangan berbicara "Hei berhenti kamu jangan cerewet, atau kamu gak sendirian dengan masalahmu lupakan segala kesedihanmu". Karena seni mendengarkan adalah merupakan seni pembelajaran dalam melatih kesabaran dan empati.
Saya berharap beliau mau bekerjasama dengan saya dalam proyek masa depan saya. Tapi ini next project semoga dapat di realisasikan, kembali kepada beliau saya bertanya "Apakah layak tulisan saya,?". Dan beliau menjawab "layak, mau kapan lagi dimulai"
Beliau selalu bilang bangga kepada saya dari dulu hingga saat ini, dikarenakan beliau tahu saya adalah seorang pejuang. Makasih pujian ini mas, semoga bukan menjadikan saya menjadi besar kepala. Tapi saya memang sangat membutuhkan energi positif di sekeliling saya, semoga suatu saat ada kesempatan bertemu dengan beliau dalam situasi yang membuat kita bisa saling membanggakan.
Saya hanya ingin berguna bagi banyak orang dan saya ingin berhasil dalam fokus mimpi-mimpi saya. Bagaimanapun saya belum mampu mewujudkan untuk membalas pengorbanan kedua orang tua dan kakak saya terhadap saya. Saya ingin mereka bangga mempunyai saya. Saya ingin membuktikan saya berhasil menjadi pribadi yang mereka harapkan dahulu.
Setiap waktu doa saya hanya ingin disayang oleh Allah dan diberikan keselamatan di dunia dan akherat, kemudahan dan kesehatan, dimatikan dalam iman kepada Allah SWT. Saya mampu membesarkan anak saya untuk berhasil di dunia dan akherat dengan membawa saya ke surga-Nya. Semoga kelak anak saya menjadi panglima yang pemberani dan disayang oleh Allah
Tujuan hidup saya pun sudahlah jelas, saya hanya ingin memberikan motivasi untuk semua orang yang pernah merasakan kecewa dalam hal apapun. Baik keterbatasan fisik atau latar belakang yang tidak beruntung. Jangan mudah untuk menyerah selalu yakin dan berdoa Allah selalu ada untuk kita.
Kita berhak menjadi orang yang berhasil bukan gagal. Kita mampu bangkit berkali-kali demi sebuah mimpi dan keyakinan. Ikuti kata hati dan bangun untuk berjuang meraihnya. Allah SWT tidak melihat hasilnya tapi Allah SWT melihat proses dalam meraihnya. Itulah hal paling berharga dalam melihat sebuah perjalanan.
Jadi teringat ketika dokter saya pernah bilang kepada saya, bahwa saya tidak akan bisa mempunyai anak karena sakit saya. Karena hal inilah saya sering gagal dalam saya memilih pasangan. Mimpi saya hanya ingin menikah muda terkubur. Tapi saya bangga sekarang meski impian saya tidak terwujud tapi Allah SWT terus memberikan kebaikanNya dengan kembali diberikan kepercayaan anak.
Meski dalam proses dan keseharian juga saya pun masih banyak belajar sekali. Karena saya adalah orang yang jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan dalam diri saya sendiri, salah satunya masih belum mampu menata emosi dengan baik dengan dengan mengelola marah dan egois di tempat yang seharusnya.. Jangan ditiru ya guys 😞. Dan masih banyak kekurangan yang harus saya selesaikan dan perbaiki.
Saya ingat saat mengandung anak saya, saya merasakan hamil dengan PP naik kereta seperti sate panggang bekasi - jakarta. Ya saya pernah lalui itu dulu sewaktu kerja meski sebentar. Belum sewaktu saya melahirkan di meja operasi adalah hidup mati seorang wanita sejati yaitu berjuang. Saya pun menahan sakit yang teramat dahsyat, saat di suntik epidural di tulang belakang. https://www.popmama.com/pregnancy/birth/ajengbahanawati/efek-samping-suntik-bius-epidural-saat-persalinan
Dan saya pun sempat merasakan kontraksi sampai pembukaan 7 yang begitu cepat. Kalau bukan karena masalah mata saya yakin saya pasti bisa melahirkan secara normal. Tapi resiko begitu besar saya pun hanya pasrah. Jadwal melahirkan sebenarnya maju dua minggu karena bayinya sudah ingin keluar tanpa diduga.
Belum saat beradaptasi setelah melahirkan dan menyusui anak, Allah kembali baik karena situasi saya tidak kondusif, banyak pihak terutama dari pihak suami dan keluarganya yang tidak mendukung ASI, dan anak saya lahir pun harus masuk rumah sakit karena menguning (hemaglobin tinggi).
Alhamdulillah saya berhasil memberikan asi dalam dua tahun. Berjuang terus dalam situasi yang saya tidak mau dan harus saya lakukan. Banyak jatuh bangun emosi, datang dan pergi orang dalam hidup saya, tapi yang membuat saya kembali untuk berusaha tersenyum dan bersyukur adalah iman dan keyakinan Allah SWT selalu bersama saya juga do'a ibu dan orang-orang yang selalu menyayangi saya. Saya tidak mau membuat penyakit yang lebih berbahaya yaitu penyakit hati yang sangat dibenci oleh Allah SWT.
Dan ini adalah tahun kelima masa keemasan anak saya akan segera berakhir dengan hitungan bulan dan minggu. Semoga kamu kelak mengerti ya, nak. Kamu adalah harta berharga untuk mama. Mama pun teramat menyayangimu. Kamulah cinta sejati mamah setelah Allah, mama mencintai kamu karena Allah, nak.
Kita akan terus bergandengan tangan. Semoga kelak mama tua, mama tidak merepotkanmu. Mama hanya ingin kamu bangga dengan mama. Banyak hal yang tidak enak kamu lihat nak. Semoga kamu bisa menjadi pribadi yang baik dan menjadi anak soleh.
Perjalanan masih panjang nak, semoga kita terus berpelukan dan bercerita kepada mama ya, nak. Mama mau kamu bahagia dan mendapatkan yang terbaik dalam hal apapun akan mama dukung, baik cita-cita dari sekolah hingga kelak menikah. Kalau kamu senang dan apabila itu hal yang positif akan mama dukung. Kelak kamu pasti akan meninggalkan mama pergi untuk berjuang demi menggapai hidup kamu yang terbaik 😘.
Dan satu hal lagi saya akan terus belajar dan belajar dimanapun itu. Tidaklah mudah beradaptasi ketika saya seorang pekerja menjadi seorang ibu rumah tangga. Tanpa saya melakukan side job seperti usaha atau apapun yang dapat menyalurkan emosi dan bakat saya ke hal-hal positif.
Karena fokus saya ke anak untuk masa keemasan (golden Age), saya tidak ingin perkembangan anak saya diserahkan kepada orang lain. Kami sangat dekat sekali satu sama lain, karena tiada hari tanpa kami menangis, tertawa, bertengkar bersama.
Tapi kami adalah sebuah kekuatan, dan kami berdua tidak akan terpisahkan oleh apapun. Saya menyerahkan takdir anak saya kepada Pemilik Jiwa.
Setelah ini saya akan fokus untuk menulis dan mengembangkan tulisan saya. Semoga segera bisa saya wujudkan. Tiap hari adalah cinta dan tiap hari adalah rasa syukur tiap hari juga adalah pelajaran.
I love you all
Comments
Post a Comment