Menjadi Diri Sendiri
*Pixabay |
Jujur banget lagi buntu nulis apa ya. Padahal di otak banyak yang mau dituangkan dalam bentuk tulisan. Tapi feeling aja belum merasa harus nulis apa. Masih punya hutang untuk nulis draft buku yang mau ditulis. Sorry ya kesannya omdo (omong doang). Maunya kasih kejutan boooms hahaha. Tapi ini kan bentuk ikhtiar serta doa.
Apa ya kemarin fokus membaca buku karangan Marx Manson "Sebuah seni untuk bersikap bodo amat (The Subtle are of not giving a f*ck)" Tales from the perilous Realm karya J.R.R Tolkien. Juga baca Buku Agama "Kitab Tauhid" Karya Syaikh Muhammad at-Tamimi mengenai pemurnian Tauhid dan "Ensiklopedia Akhir Zaman" Karangan DR. Muhammad Ahmad Al-Mubayyadh. Biar seimbang bacanya hahaha.
Terkadang kenyamanan dalam memandang situasi, dapat melahirkan pemikiran yang sempit juga fanatik. Ini berlaku untuk semua lini baik agama, sosial, makanan, gaya hidup dan lain sebagainya. Sehingga muncul pola pikir yang skeptis dan Rasis.
Pasti ada yang pro dan kontra ketika saya menginformasikan refrensi buku yang sudah saya baca. Kadang masyarakat dunia saat ini perlu juga mempunyai pemikiran out of the box. Karena pemikiran yang mendominasi ego paling benar, paling baik dan sempurna menjadikan kita tidak bijaksana, juga gampang terpantik hal negatif.
Bagi saya dalam melihat kehidupan bernegara, berbangsa, beragama, ber kemanusiaan, kita perlu untuk bersikap objektivitas. Hal tersebut mampu membuat kita menjadi lebih ber-manusiawi. Dalam memandang suatu masalah kita butuh berbagai macam frame, wajah. Hal ini juga mampu menjadikan diri kita sebagai orang lain. Atau masalah orang lain tersebut dapat kita posisikan sendiri.
Bagaimana caranya agar diri kita sendiri mampu mengukur kadar objektivitas. Karena seringnya berbicara itu lebih mudah daripada aksinya ya, gak?. Kalau pengalaman saya sendiri kita itu harus mempunyai dasar prinsip yang kuat sebagai pribadi yang berkarakter. Pada dasarnya kita perlu memegang nilai dan moral agama yang baik. Mempunyai pikiran yang positif sehingga akan mencerminkan sikap dan gesture yang baik
Balik lagi topik objektivitas saya perlu berpikir tidak sama seperti kebanyakan lainnya. Kenapa orang yang berbeda dari kehidupan dan lingkungan kita baik dari budaya, makanan, pola hidup amat perlu saya pelajari. Agar kedepan saya banyak belajar dan memahami tidak cenderung konservatif dan kolot haha. Jadi ketika keluar dari rasa nyaman dari yang saya punyai membuat saya mempelajari dua sisi yang berbeda.
Pemikiran seperti itu mampu membuat kita melatih empati dan kepekaan diri, karena hidup di dunia gak harus hitam atau putih. Kita perlu mencampur kedua warna hingga berwarna. Tapi menjadikan kita kaya akan kebijaksanaan dalam hidup bermasyarakat.
Kadang ada hal yang gak prinsip tengah dihadapi, apakah dalam proses tersebut kita mampu melawan, melewati atau kita akan terbawa arus ??. Apakah arus yang akan datang adalah banyak muatan positif atau negatif ??. Bukan berarti kita jadi memilih keduanya karena keadaan, bukan!!. Tapi memang kita memilih untuk bertahan atau mengikuti karena mempunyai alasan yang sangat kuat dan bertanggung jawab.
Semua pasti ada resiko dan kepuasan tersendiri. Yang pasti apapun hidup ini kita perlu hadapi semua dan jangan pernah untuk berlari dan menghindarinya. Bagi saya pribadi kalau memang sudah yang berhubungan dengan prinsip hidup dan agama. Saya tidak akan melanggar hanya untuk menyenangkan orang lain. Tapi bukan berarti saya menjauhi orang-orang dan lingkungan yang tidak kondusif atau negatif. Kita memerlukan hal itu untuk kita mampu melihat kacamata dalam memandang juga mengukur bahwa hidup itu adalah memilih ingin menjadi seperti apa kelaknya.
Jujur saya merasa harus bertanya ke dalam diri saya ini, apakah saya mau seperti apa kedepannya. Masa depan yang ingin saya raih dengan cara apa. Tapi bagi saya tidak akan pernah bosan untuk bermimpi dan ingin selalu menghasilkan karya yang dapat menyentuh hati bagi semua yang membaca. Memang tulisan saya belum tentu dipilih semua orang. Karena manusia itu selalu berbeda satu sama lain gak akan sama pandangannya. Dan saya pun tidak mau memaksa orang untuk menjadi seperti apa yang saya inginkan.
Saya yakin seleksi alam mampu memillih yang terbaik untuk menyentuh hati mereka dengan karya saya. Yang terpilih adalah seleksi alam dan bentuk rasa syukur saya masih ada yang menghargai karya saya.
Ditunggu ya artikel saya selanjutnya
*review makanan
*review pakaian
Terimakasih ya yang selalu setia membaca dan membantu dalam saya membuat blog ini lebih baik. Tolong kirim saran dan kritiknya
Salam literasi
Sangat Kreatif kontennya, makin sukses terus yaaa, jangan pernah menyerah pokokmen, salam blogger indonesia, mari mampir ke blog gue kawan, klik aja tulisan ini. Oke
ReplyDeleteMemang prinsip n karater sangat lah penting dalam Kehidupan ...sukses terus👍
ReplyDeleteTerus berkarya