Berlalunya waktu

*pixabay

Waktu demikian cepat berlalu. Pagi hingga malam terasa sudah esok kembali. Apakah kita sudah menyadari waktu yang dimiliki sudah demikian kita maksimalkan untuk melakukan yang terbaik. Atau sebaliknya kita berlama-lama dalam situasi dan angan yang tidak berpindah tempatnya.

Tuhan menciptakan siang dan malam tentu ada maksudnya, bukan. Tanpa kita sadari proses alam telah terseleksi dan hasilnya pun ada yang berbeda-beda. Tiap kali termangu diri ini kembali bertanya, kedepan apakah akan sama atau akan ada hal yang berbeda. Hanya Tuhan yang mampu melihat takdir diri manusia.

Kemarin dan sekarang adalah hal yang berbeda, akan tetapi benang merahnya akan tetap menjadi tolak ukur juga acuan dalam menganalisa sebuah jalan yang berliku. Karena pada dasarnya hidup tidak akan mungkin berbanding lurus, atau berbelok saja.

*istockphoto

Demikian masa depan apakah ada waktu yang menjanjikan bagi kita dan alam semesta untuk melihat hal yang baik di depannya. Patut untuk dicatat adalah bagaimana penyesalan adalah hal yang perlu dikesampingkan dibanding meratapi saja.

Mungkin ada diantara kalian yang tersakiti, menyakiti dan bahagia juga membahagiakan. Kalian adalah bagian dari plot alam yang dibuat oleh sutradara hebat yaitu Tuhan. Siapa yang menginginkan takdir cinta serta hidup kita berakhir buruk?!  Tidak satupun menginginkannya bukan?!

Tapi itulah kehidupan yang sesungguhnya bahwa Tuhan Maha Pencemburu, Dia ingin cinta dan hidupnya hanya untuk Tuhan semata. Tiada lagi cinta hebat selain cinta Tuhan kepada manusia.

Berkali-kali hati merenungi bahwa sakit dari ditinggalkan dan meninggalkan merupakan proses yang membentuk jiwa dan mental kita menjadi kuat dan bertanggungjawab. Ada alasan kuat kenapa dan mengapa hal yang terjadi dalam hidup kita sebagai manusia, merupakan bagian takdir baik dalam setiap kondisi terburuk sekalipun.

Ada pernah di satu titik tertentu kita terhenti dan sedang memintal benang yang kusut, hingga menghabiskan seluruh waktu kita dalam mengeluarkan sebuah jalan keluar dari  kekusutan benang merah masalah.

*pixabay

Tanpa kita sadari satu pintu tertutup namun banyak pintu terbuka. Terserah untuk kita memilih. Dan jangan sampai melupakan masalah merupakan akhir dari segalanya. Atau kita menganggap diri kita terlalu membuat drama yang disebabkan oleh kita sendiri, dan menganggap masalah tersebut hanya kita yang sedang merasakannya.

Banyak mata memandang, mencari ada yang kebetulan datang ataupun merencanakannya. Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, hingga daun yang berguguran pun sudah ditentukan olehNya.

Hargailah waktu ini dengan melakukan hal yang membuat kita bahagia dan seberat apapun pilihan dan masalah yang ditinggalkan bukan merupakan akhir dari segalanya. Ada masanya sebuah roda akan berputar ;)

Comments

Popular posts from this blog

Senandika

Cerita Vlogger Sukses Ria SW Part I

Review : Amber Immersiveland Summarecon Bekasi