Puisi : Perpisahan
Tangisan ialah bentuk dari sebuah elegi
Aku menatap masa dengan berdiam
Tangisan ialah sebentuk hasrat tumpul
Rindu rindu rindu
Akan dekapan dan kenyamananmu
Meski sekejap
Tapi tak jua mengindahkan bayangmu
Aku disini sakit menahan pilu
Kau bahagia dengan pilihanmu
Aku terdampar dalam jurang kematian
Kau tertawa dalam riak gemuruh ombak
Pilu hati ini
Saat kau menduakan janji
Aku tertawa sendu
Kau pergi ketika aku hancur
Aku puas melihatmu
Kau pun berlalu meninggalkan
Aku lelah dengan hidup
Aku bosan dengan ketidakadilan
Aku bosan dengan ketidakadilan
Aku bodoh telah menerima masa kelam
Aku sakit telah menahan napas palsu
Hari hariku adalah amarah
Hari hariku ialah tangisan bisuku
Hari hariku adalah kepalsuan
Hari hariku ialah kesakitan
Apa dosa ayahibuku?
Apa dosa masalalu kelamku?
Apa dosa traumaku?
Apa dosa mimpiku?
Aku adalah aku
Rupaku adalah kiasan seni Tuhan
Aku adalah jiwa kelam
Rupaku absurd
Hanyalah khayalan teman ternyamanku
Hanya riak riak keimanan menaungiku
Hanyalah pelukan hati ku bertahan
Jika pamitan adalah sebuah akhir
Menerima meski sulit
Jika janji hanyalah sebuah janji
Mencoba melihat dari jauh
Aku bukan sebuah harapan
Aku juga bukan impian
Aku bukan yang terbaik
Aku juga sebuah masa lalu pahit
Keterbatasanku
Bukan syarat untuk berjibaku
Kenaifanku
Bukan mutlak menghakimiku
Aku terdampar dalam takdir yang salah
Aku menerima meski sulit
Aku hanya sebuah ilusi
Aku menatap kembali
Jika ketidaksempurnaanku
Membuatmu memilih yang lain
Jika kekuranganku
Membuat keputusanmu memilih yang lain
Aku melihat cakrawala membelaiku
Aku memahami bahwa aku bukan yg terbaik
Aku memiliki tautan asmara tak berujung
Aku berjalan sendiri
Aku adalah debu
Angin pun sudi menghembuskanku
Aku adalah hati
Air pun mengaliriku
Selamat jalan masa lalu
Aku tidak akan menghampirimu
Selamat jalan kecewaku
Aku terluka dengan sikapmu
*all dedicated for you tuyul - 2016
Comments
Post a Comment