WATAK MANUSIA


Pertumbuhan keberagaman dalam watak manusia, sungguh mencengangkan, semua manusia berlomba-lomba menjadi baik dan menjadi yang terbaik. Lalu dimana yang terbaik, dan dimana dosa dan kebaikan itu...

Saya menterjemahkan apa yang saya rasakan ketika, kesempatan bertemu dengan berbagai macam ragam watak manusia, dari kaum marginalin, menengah, hingga Jet set.  Dari keseluruhan yang saya tangkap, mereka ingin sekali menampakkan manusia yang sempurna, namun jika memandang lebih dalam.
Mata dan hati jauh dari sebuah sempurna, banyak menyimpan beban dan kesulitan hidup.

Hidup tersebut sangat beragam dan tergantung bagaimana kualitas dalam pencapaian prosesnya. Sungguh yang saya dapat adalah sangat mencengangkan, ketika saya menghadiri pesta ulang tahun rekan, dan mendengarkan cerita dari tiap orang yang bercerita mengenai kehidupannya. Ketika sajian makanan mewah hadir,  gaya hidup yang sangat fashion, serta bertemu dengan orang-orang berkelas, ya tapi bagi  saya seperti  merasakan kegelapan, entah kenapa saya tidak menikmati dengan kemewahan tersebut, meskipun saya menyesuaikan datang dengan penampilan yang cukup. Tapi bukan itu, saya masih melihat banyak orang yang tidak mempunyai budi pekerti dan jiwa sosial yang tinggi, empati mereka tergerus dengan gaya hidup dan kesenangan semu.

Tapi dari semua ini, banyak hal  telah saya dapatkan, yaitu  ketika saya mampu beradaptasi menjalani kehidupan baik di atas maupun di bawah, saya mensyukurinya. Sama halnya ketika saya mencintai seseorang, saya sanggup mampu menunggu dan menemukan, namun berakhir dengan perpisahan pahit. Ok kembali dengan hal topik yang hangat adalah, manusia mampu menyembunyikan wajah-wajah berbeda, namun mereka yang tlah  bersandiwara, adalah manusia yang mentertawakan dirinya sendiri. Kondisi mereka adalah ketidakmampuannya untuk menerima sebuah kenyataan bahwa   keadaan mereka sungguh ironis telalu rapuh..

Mereka memang tidak munafik untuk mengatakan "kekayaan" dan nilai investasi adalah bagian yang sangat menggiurkan untuk menunjang gaya hidup mereka. Prinsip ini dapat dikategorikan obsesi tinggi. Tapi amat sangat menyedihkan bagi diri mereka, untuk  tidak menyadari kejujuran yang mereka ungkapkan  adalah sebuah malapetaka, ironis sekali moral mereka hancur, hanya untuk mendapatkan kebahagiaan semu. Kita dapat saja  memperdebatkan, namun ironis dalam keadan di  zaman susah dan serba sulit ini, uang adalah manufaktur dan tujuan dari sebuah kenyamanan, dan tentu saja harga merupakan sesuatu yang mahal. Materi adalah dewa dari kemulusan hidup. Saya pun tidak memungkiri, tapi bagi saya jalan yang seharusnya adalah sebuah   jalan  yang berproses  mengalir dengan apa adanya. Dengan  norma-norma yang berlaku untuk dapat  menempuh hidup agar menjadi jauh lebih baik, karena di tengah proses  tersebut, kita pasti akan mendapatkan kepuasan dan rasa syukur terhadap Tuhan.

Disini saya berupaya untuk membagi apa yang saya rasakan dan bukan menghakimi mereka, pada dasarnya manusia itu mempunyai bakat alami baik dan bakat alami jahat, namun takdir dan usaha mereka menjadikan seperti apa itu yang disebut majemuk Tuhan menilai. Sungguh ironi, perjalanan kedewasaan saya menemukan dan menggenggam hidup ternyata tidak mudah, menjadikan diri untuk tetap baik, dan terpenting jangan mengotori hati dengan pemikiran sempit dan pemikiran hedoisme.

Tiap keluarga pasti mempunyai masalah, dari titik terberat dan teringan, semua itu adalah bentukan tangan Tuhan dalam merangkai indah dalam wajahmu. Jangan pernah lari dari sebuah masalah, apalagi sebuah kenyataan hidup. Seberat apapun masalah tersebut, sesungguhnya Tuhan berada di balik skenario, kehilangan cinta, kehilangan seseorang, kehilangan harta, atau kehilangan apapun,  ada maksud dan temukan jawaban ketika kita melakukan untuk berani menghadapi. Hargailah sebuah proses, baik pahit dan manis akan bercampur, dan akan menjadi sebuah sajian mengagumkan, ketika kita melihat bukan dari apa yang kita lalui, akan tetapi  hasil dari semua itu.

Kadang apa nyamannya hidup berlimpah dengan kekayaan, namun miskin dalam kebahagiaan. Disitulah koreksi dalam meletakkan sebuah gambaran kosong jiwa-jiwa yang tidak tersentuh dengan sebuah  kebahagiaan.  Harta dapat dibeli, namun kasih sayang dan cinta tulus adalah harga yang amat mahal. Saya bukan tidak mempunyai prinsip atau bersikap abu-abu, kekayaan diperlukan namun dibarengi keseimbangan hati yang baik. Kebijaksanaan ini mampu mengeluarkan kecantikan dan ketampanan hati sesungguhnya.

Sesungguhnya rumah terindah adalah dimana tempat awal kita berpijak menemukan kenyamanan. Melahirkan wajah berseri dan ketulusan cinta, dimana kita pasti akan merindukan pulang dari tiap tatapan untuk kembali ke pelukan dan pangkuan kita. Kita berusaha untuk menjaganya dan saling mengikatkan tali simpul itu untuk menjadi alat membantu berjalan dengan jiwa dan batin yang menyatu dengan indah.
Besar dan kecil rumah, bukanlah  merupakan suatu ukuran dalam menilai kita bahagia, tapi terletak di sini yaitu di dalam hati kita,  yang mampu  dapat menstimulasi  pikiran menjadi lebih damai dan bijaksana ketika menghadapi gempuran di luar sana.

Mereka yang terbiasa melarikan diri dari masalah, adalah jiwa-jiwa  yang akan terus menjalankan  gaya hidup yang tidak sewajarnya, dan tidak mampu menghargai nilai-nilai  kecil. Seperti tidak menghargai mahluk hidup selayaknya, sebagai mahluk sosial. Dengan memperlakukan manusia sebagai benda hidup yang hanya dapat dipajang seperti hiasan di etalase kaca. Kesepian pun akan mereka alami, dimulai dari  kekosongan jiwa sebagai teman keabadian. Untuk itu Tuhan mengirimkan agama untuk meletakkan dogma-dogma manusia berakal, terlepas agama apa yang membuat kita terbalut dalam ikatan agama. Tapi kesempurnaan agama yang saya pilih membuat saya mempercayai bahwa kasih sayang dan patuh kepada yang sudah ditetapkan adalah keharusan mutlak.

Materi itu dapat tergantikan dengan hal terbaru, akan tetapi kehilangan seseorang kita cintai serta mempercayaimu, adalah sesuatu yang amat  mahal harganya, jadi bagaimana kita dapat memperlakukan dalam rumah hingga kita berbaur dengan kehidupan di luar, itu adalah cermin bagaimana kita menghargai orang yang telah membesarkan kita. Bagaimana dapat kita bisa memperlakukan orang lain baik, akan tetapi orang terdekat kita perlakukan lebih buruk. Disinilah kebijaksanaan akan mampu mengalahkan ego, kadang cinta itu memerlukan uang, tapi uang tidak memerlukan cinta, kenapa begitu. Karna cinta itu mahal harganya, bukan saja uang yang dibutuhkan tapi bagaimana agar tidak melukai hati dari tiap orang yang baik terhadap kita. Tapi untuk uang memang tidak butuh cinta, karena uang bukanlah mahluk. uang adalah benda yang dapat diperjual belikan.

Kita mampu menjadikan diri kita sebagai hamba Tuhan atau hamba Uang, silahkan anda pilih, dan anda akan mersakan betapa jahatnya uang, dan betapa baiknya Tuhan. Hambatan dan cobaan memang adalah proses diri menyatukan iman atau dosa. Mampukah kita keluar dalam sebuah lembah hitam, untuk menuju cahya indah itu. Jawaban itu ada dalam hati nurani anda semua. Selama itu ada maka akan mampu bersemayam dalam keraguan dan akan selalu membuktikan kebenaran adalah cahaya yang berpendar ketika kita tersesat.

Bagi mereka yang mampu memilih uang, suatu saat mereka akan terlihat mati dengan kekosongan hidup, ketakutan memikirkan harta benda dibanding bagaimana mati mempersiapkan keindahan Tuhan menjemput nyawa kita dengan sangat termanis dan penuh kenangan. Pada dasarnya hakiki sebuah manusia adalah mahluk sosial, mahluk lemah, membutuhkan satu sama lain, tapi mampukah kita bersinergi dengan lebih besar untuk itu, akan lebih baik mari kita bersinergi dari hal kecil. Maka hal kecil adalah merupakan bagian hal besar, tanpanya maka tidak ada penyatuan menuju sebuah kemegahan cahaya.

Tulisan ini tidak bermaksud menyinggung bagi  pihak-pihak yang tidak sengaja saya sebutkan di atas, tapi disini saya berusaha menulis berdasarkan hati serta  kekecewaan  tentang tatanan. Saya melihat dengan jelas membaca bahwa yang mereka miliki adalah  sesuatu yang kosong dan tidak sepatutnya  pantas mereka agung-agungkan. Mereka hidup dengan rasa kesepian, dimana rasa hampat tersebut membetuhkan terapi yaitu tempat berbicara, saya selalu di posisi dan akan senang hati untuk melakukan mendengar dan berusaha menjadi pendengar yang baik.

Terima kasih untuk orang-orang yang mempercayai saya untuk berusaha menjadi pendengar yang baik, dan mampu menjadikan seperti sekarang, saya terpacu untuk terus dapat menempa hidup, tidak akan pernah berhenti belajar manjadi lebih baik. Untuk  lebih bijak dalam melihat semua kalaedoskop lukisan indah yang Tuhan lukis untuk dunia. Meski pengalaman saya tidaklah  sama, tapi ketika Tuhan membalikkan posisi saya di posisi mereka, saya bersyujur dan merasakan bagaimana membuat proses itu akan menjadi baik atau buruk, langkah kaki saya masih amatlah jauh untuk bisa sama seperti orang besar dan orang yang berpengalaman. Tapi saya tidak berhenti untuk terus belajar dari sebuah kesalahan, dan terus menjadikannya sebuah analisa yang menelisik langkah kaki saya. Karena  itu saya berharap saya dapat dan mampu berkonsisten dari hal dasar yaitu ketika saya berpegangan dengan  agama yang antara lain sebuah  pijakan, dan filterisasi  diri untuk menghadapi kehidupan yang akan saya songsong. Saya ingin mewujudkan cita-cita saya menjadi orang yang lebih Sabar, tabah dan bijaksana, mampu melewati dengan senyum terindah saya, air mata adalah bagian yang tidak harus menjadi sebuah kebiasaan, tapi bagimana amarah mampu digantikan dengan senyum. Saya yakin dan mampu seperti itu Amiin. Karena saya ingin belajar terus belajar,

Karena orang-orang yang baru saya temui atau  yang tidak pernah saya temui,  bahkan ada dalam lingkaran hidup adalah sebuah pembelajaran  berharga untuk terus mengenal ilmu pengetahuan hidup, karena mereka adalah tempat berilmu dan bertanya daripada saya yang masih menapaki hidup seperti ini,


Saya berharap seperti Ibu. Beliau  adalah pegangan dan pijakan saya bercermin, dan semoga saya mampu seperti beliau, Saya ingin terus dapat membahagiakan dan menebus banyak hal yang saya lewati masih kurang. Saya berdoa Tuhan bersama saya dan keluarga untuk terus membahagiakan Ibu saya. Demi mereka, keluarga baik dan buruknya adalah tempat bersandar yang membuat kita mampu bertahan, dan menjadikan mereka adalah cambuk kita berdiri lebih kuat.

Kado terindah adalah doa yang tulus yang terus dipanjatkan setiap hari, setiap detik dari napas kita kepada orang-orang yang saya cintai, dan tentu harga termahal dari sekedar materi benda atau uang. Itu lebih kekal dan ikatan batin adalah sebuah proses alamiah yang Tuhan ciptakan agar kita lebih peka terhadap sebuah kasih sayang, bukan seperti kasih sayang yang sering ditebarkan oleh orang-orang yang merasa membawa nama bendera kebenaran dan agama, juga bukan liberalisme serta hak-hak yang saya rasa keluar dari sebuah dogma agama yang saya percayai.

Saya hidup dari sebuah keberagaman, dan  masalah, namun saya percaya perbedaan bukan menjadikan kita berbeda atau tersingkirkan, namun menjadikan kita lebih bisa mengayomi hidup penuh dengan welas kasih. Watak dan karakter saja bisa berbeda dari tiap anggota rumah, apalagi dari sekumpulan kecil dan besar masyarakat, banyak hal yang saya serap, ketika saya masih berada di lingkungan jelas bertentangan dengan prinsip hidup apalagi prinsip agama, itu tidaklah mudah untuk terus mengarungi, kalau lah kita tidak mempunyai bekal yang cukup dari diri sendiri dan kedekatan kita terhadap keluarga dan tentunya Tuhan, berterima kasihlah untuk orang-orang yang senantiasa mendoakan kita ketika kita berada dalam perahu kehidupan, terkadang arahnya tidak lurus, kadang ke kiri, bahkan ke kanan. Namun sering kali kita melihat pada saat nahkoda berbeda pendapat dan bagaimana kita bisa terhempas, bahkan terdampar.

Kadang implusif dari pemikiran kemajuan hidup dan kemoderenisasi sebuah karakter dan pemikiran, adalah sia-sia belaka, bila di boncengi oleh pemikiran liberal yang tidak bisa kita bedakan, karena halusnya seperti benang. Tapi lantaskah kita telan itu mentah-mentah, bukankah kita punya akal dan nurani, dimana kah mereka ketika kita harus menyerap itu, untuk apa kedua orang tua membuat kita ada, dan untuk apa mereka berdoa, dimanakah kebenaran. Janganlah kita melupakan asal kita bahwa kita semua ada karena Tuhan, dan Tuhan menciptakan agama dan kesempurnaan, carilah agamamu yang paling sempurna diantara agama-agama yang telah ada.

Saya pun lelah, tiap kali wakil rakyat dan pemerintahan itu selalu membawa diri mereka atas nama rakyat, namun banyaknya mereka hanya membawa suara hati mereka yang sering salah serta egois.
Dan  tentu saja  mengurainya pun kita pasti akan sulit, dimana hedonisme sudah menjadi masalah, belum kemiskinan dan banyaknya Hak-hak yang terenggut, dan banyaknya badan-badan kemanusiaan ditunggangi oleh pihak-pihak yang rusak mental dan moralnya. Mereka menggunakan kebebasan berpendapat dan kesetaraan gender, namun hal itu memisahkan urat nadi kita terhadap Tuhan dan agama yang luhur. Kebebasan ini memicu keberagaman dari banyaknya suara dan politisasi sebuah tujuan yang tidak mulia. Apakah setan dan iblis sudah merasuki, entahlah ranah itu saya tidak dapat dan mampu jabarkan, karena itu bukan bagian saya.

Tapi lantaskah kita diam dan terus diam, dan terus menghunus jantung kita dengan keinginan pribadi kita dan kesenangan lingkungan kita, dapatkah kita seperti mutiara di dasar laut, mampukah kita menjadi cahaya di antara gelapnya jurang. Seharusnya kita dapat mewujudkan serta bersinergi untuk menjadi satu kesatuan dari keluarga dan ke lingkungan terdekat, hingga menggaung ke lingkungan besar dan dunia. Ini mungkin, dan dapat kita perbaiki, seharusnya energi dapat kita buat dan kita jadikan bola panas dan siap kita lempar menjadi hal baik.


Namun itulah watak manusia, tidaklah sama, kita berharap sesuatu yang baik, tapi belum tentu baik untuk diterima. namun terus lah bersinergi agar terus menjadi orang yang baik, dan bukan orang jahat yang tidak beradab.

** inspirasi besar dari orang tua, dan orang yang menemani saya selama 8 tahun dan baru saja kami berpisah untuk satu kesatuan yang lebih baik kedepannya. Selamat tinggal cinta pertama dan terakhir "TUYUL" .


Finish

Comments

Popular posts from this blog

Senandika

Cerita Vlogger Sukses Ria SW Part I

Review : Amber Immersiveland Summarecon Bekasi