Reuni SDTNI 38
Alhamdulillah ada waktu, kesempatan dan rezeki. Jadi sejak saya migrasi ke Bekasi. Udah lama ga ke Jakarta, terakhir ke Jakarta tahun kemarin. Setelah 4 tahun ga ke Jakarta. Banyak kenangan manis, pahit, kecut. Seperti permen nano-nano lah. Hahahha.
Temen saya ini sangat pengertian karena kondisi saya sudah menikah, bertemulah di Summarecon bekasi. Mall yang di tengah-tengah. Rencananya mau kuliner ke Bogor, berhubung izin dari pak bos susah ya. Jadi yang dekat, kebetulan temen saya rumah di jakarta timur. Ke Bekasi rute lumayan dekat untuk ditempuh. Temen saya ini menggunakan kereta api. Kurang lebih satu jam. Maklum, deh orang Indonesia, pasti ngaret janji jam 11.00, nyampe jam 12.00.
Kalau saya tinggal tidak begitu jauh ke area summarecon. Cuma ya jalur menuju kesana. Jalur neraka (setan).. Cuma 10 menit menuju kesana. Kita bertemu saat saya sedang membeli daleman jilbab. Ya dah kita meluncur ke mushola mall. Selepas salat meluncur ke tempat makan. Kebetulan karena mall ini ramai menjelang malam. Kita masih seneng suasana yang ga padat. Pilihlah lekko
http://malbekasi.com/directory/warung-leko
Tanpa banyak bicara, temen saya pilih menu iga sambel ijo dan nasi, air mineral dan saya pilih paket ayam penyet juga air mineral. Pelayanan ramah, cepat, dan memuaskan. Plus minta di fotoin. Wkwkwkw *cewe labil.
Obrolan tidak terlalu banyak. Langsung eksekusi makanan. Yang serunya kita berbagi makanan. Karena saya ga makan daging. Tapi di akhir saya makan juga. Iga lumayan pedes juga dengan sambel terasi dan irisan cabe. Daging lumayan besar dan empuk. Kalau saya dada ayam yang empuk, gurih, sambel manis ga pedes. Dan lalapan kemangi, kol dan timun. Sejak menyusui kemarin. Saya mau makan kol. Sebenarnya karena sakit Toxoplasma saya menghindari banget namanya lalapan. Cuma bismillah aja beberapa kali makan. Demi menghargai makanan. Dan mubazir buang makanan. Bagi saya makanan tidak boleh dibuang. Karena banyak orang yang jauh lebih susah yang sulit untuk makan.
Setelah temen saya kepedasan senang karena suka dengan menunya. Saya bilang ke diri saya "ini kurang pedes. Lidah saya emang dah kebal sama cabe". Tapi tenang aja, perut saya ga rewel. Artinya semua aman. Karena makan udah kelar. Males jalan kemana-mana. Kita pilih menu jamur tepung goreng. Es cincau, coklat milo.
Jadilah obrolan itu makin dalam dan melepaskan tanya, tawa dan rindu.
Lebih ke introspeksi dalam melihat situasi kita berdua, dia belum menikah. Sebaliknya saya menikah. Dia menceritakan pengalaman backpacker ke hongkong. Penginapan murah, situasi hongkong. Makan makanan halal orang Arab di Islamic Centre Hongkong, sepiring bisa 150 ribu dengan nasi dan, sayur. Sisanya makan popmie. Biaya tiket garuda yang murah. Saya lupa promo berapa. Cuma dia bilang tabungan habis tapi puas karena hobi travelling yang bisa diwujudkan.
Ya begitu lika liku hidup manusia. Ada yang sedang mencari, menemukan, mengisi dan bersedih. Jadi syukuri apa yang ada dalam genggaman, apakah itu takdir baik dan buruk. Berprasangka baik saja sama Allah SWT. Semangat ;)
Sebuah awal nih
ReplyDelete