Bakso Mukidi Kuliner Review #1
Haloha apa kabar kalian.. Smoga dalam keadaan sehat walafiat ya. Aamiin ya rabbal alamin.
Sebenarnya ini akan menjadi salah satu agenda street food bagi saya dan dua orang teman saya (salah satu foundernya adalah penggila bakso sejati). Jujur bagi saya ini kesempatan dalam kesempitan saya yang sudah berkeluarga, untuk meluangkan waktu untuk diri saya "me time".
Seharusnya minggu lalu kami ketemu, dan seharusnya kita mau makan bakso Chinese halal di kota. Tapi urung dilakukan. Eksekusi di mukidi cabang cakung. Alamat di bawah sini ya
Jl. Raya Pulo Gebang, RT.9/RW.6, Pulo Gebang, Cakung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13950
Jam 1 siang kami bertemu di stasiun Cakung. Kalau dari arah Bekasi cuma 2 pemberhentian. Jam 1 lewat 15 (tetap ya ngaret. Hahahaha) .
Kami keluar dari stasiun Cakung yang berdekatan dengan busway.
Karena tempatnya padat merayap dekat pasar. Juga terlalu dekat jaraknya kami stop angkot yang mau lawan arah ke terminal Cakung. Supir angkotnya orang batak yang bawel beut dan banyak cakap bah! Di angkot itu cuma kita bertiga. Karena mobil online susah di culik. Terpaksa kita culik ucok inilah. Turun di terminal terpadu cakung yang di gadang -gadang terbesar di Asia tenggara. Saat uang 15ribu dikasih. Si ucok ini teriak kurang
minta 30ribu. Kita berani karena bertiga. Jadi kita langsung masuk aja. Wong si ucok yang mau menawarkan angkotnya melawan arah rute dia.
Masuk ke dalam kita disuruh turun lift ke lantai 1. Langsung keluar lurus terus kekanan. Nanti ketemu pintu keluar. Karena angkot nanggung. Kita putuskan jalan ke kanan sampai ikuti jalan ketemu Lampur merah. Bakso solo ini ada di sebelah kanan. Waktu ke tempat bakso, kita masuk ke dalam area tersebut, penuh dengan berbagai aneka macam makanan. Disana terdapat tenda makan penjual dari ayam pak gembus, pecel lele, seafood, mpek-mpek dan gado gado dan ada wc juga loh (gak bersih hahaha). Meski bukan cabang utama, tapi pelayan menyenangkan dan gak sesak sih. Masih rada sepi pengunjung. Di menu diatas banyak pilihan. Tamce pilih mie ayam + bakso Mukidi + air mineral. Elca pilih bakso mukidi + es jeruk. Cha pilih bakso urat + kikil + es jeruk. Sebelumnya karena sengaja saya ga lunch biar kosong. Dan nikmat makan yang berat. Tapi medannya masih baru. Jadi agak telat ya bow!! Lapar gila ya udah ambil aja kacang goreng.
Sebelum bakso datang sudah antar minuman kami. Tapi elce bilang ke mbaknya 'kenapa es jeruknya bening, Mba". Mbak menjawab" Jeruknya asem, mbak. Coba cicip dulu." Saya cicip dan bilang "tambah aja mbak gpp asem." Mau pesen menu baso kepotong es jeruk. Plus Elce gak sekalian minta tambah jeruknya. Akhirnya mbaknya bilang pesen menu aja. Haha elce dan saya dibilang mace adalah ribet. Hahahah.
Bakso datang dan lupa kita bilang jangan pakai mie. Bagi yang gak suka mie. Mending cukup bakso sayur dan kuah. Udah endes banget. Ya tau kan mie bikin rusak kuah, dan jadi bikin kuah menyusut. Yang dilakukan tamce foto untuk dokumentasi tapi versi cabe. sebelum dicabein versi dokumentasi saya aja tanpa cabe alias polos.
Setelah itu kita cicipi kuah dan berasa kaldunya. Dan racik bakso, hanya saja sambel yang bikin rusak. Karena si cabenya kurang segar, cenderung pahit. So kita makan saling icip. Cuma pesenan saya favorit porsi pas. Bakso yang lain selalu ada tetelan. Cuma saya dapat kikil yang enak. Jujur ya saya gak pernah makan jeroan, apalagi daging. Bisa dihitung makan daging. Cuma kalau di olah seperti bakso saya suka. Lidah saya lebih suka bakso kw alias tepung. Tamce bilang "kikil nya enak ya mal, nyesel gw". Elce menyahut " Iya bener porsi lu pas. Punya kita porsi banyak" Dan terakhir tamce bilang "itu kikil asli mal, karena gw pernah beli untuk bikin soto daging beli kaki sapi. Satu kaki harganya mahal @rp 75rb."
Karena masih kongkow ya kita nambah kerupuk macaroni polos kita kasih saus belibis. Dan jus juga es buah. Pulang kita Carter angkot yang lawan arah (rawamangun 25) turun di jembatan busway. Lain kali kita naik busway dari cakung. Shalat ashar dan liat ada acara dari commuter line seperti HUT mereka. Ada band lagi ngejaming lagu hits, dan ada wartawan media massa dari tvOne, metrotv. Kita cuss pulang berlawanan arah.
Jam 1 siang kami bertemu di stasiun Cakung. Kalau dari arah Bekasi cuma 2 pemberhentian. Jam 1 lewat 15 (tetap ya ngaret. Hahahaha) .
Kami keluar dari stasiun Cakung yang berdekatan dengan busway.
Karena tempatnya padat merayap dekat pasar. Juga terlalu dekat jaraknya kami stop angkot yang mau lawan arah ke terminal Cakung. Supir angkotnya orang batak yang bawel beut dan banyak cakap bah! Di angkot itu cuma kita bertiga. Karena mobil online susah di culik. Terpaksa kita culik ucok inilah. Turun di terminal terpadu cakung yang di gadang -gadang terbesar di Asia tenggara. Saat uang 15ribu dikasih. Si ucok ini teriak kurang
minta 30ribu. Kita berani karena bertiga. Jadi kita langsung masuk aja. Wong si ucok yang mau menawarkan angkotnya melawan arah rute dia.
Masuk ke dalam kita disuruh turun lift ke lantai 1. Langsung keluar lurus terus kekanan. Nanti ketemu pintu keluar. Karena angkot nanggung. Kita putuskan jalan ke kanan sampai ikuti jalan ketemu Lampur merah. Bakso solo ini ada di sebelah kanan. Waktu ke tempat bakso, kita masuk ke dalam area tersebut, penuh dengan berbagai aneka macam makanan. Disana terdapat tenda makan penjual dari ayam pak gembus, pecel lele, seafood, mpek-mpek dan gado gado dan ada wc juga loh (gak bersih hahaha). Meski bukan cabang utama, tapi pelayan menyenangkan dan gak sesak sih. Masih rada sepi pengunjung. Di menu diatas banyak pilihan. Tamce pilih mie ayam + bakso Mukidi + air mineral. Elca pilih bakso mukidi + es jeruk. Cha pilih bakso urat + kikil + es jeruk. Sebelumnya karena sengaja saya ga lunch biar kosong. Dan nikmat makan yang berat. Tapi medannya masih baru. Jadi agak telat ya bow!! Lapar gila ya udah ambil aja kacang goreng.
Sebelum bakso datang sudah antar minuman kami. Tapi elce bilang ke mbaknya 'kenapa es jeruknya bening, Mba". Mbak menjawab" Jeruknya asem, mbak. Coba cicip dulu." Saya cicip dan bilang "tambah aja mbak gpp asem." Mau pesen menu baso kepotong es jeruk. Plus Elce gak sekalian minta tambah jeruknya. Akhirnya mbaknya bilang pesen menu aja. Haha elce dan saya dibilang mace adalah ribet. Hahahah.
Bakso datang dan lupa kita bilang jangan pakai mie. Bagi yang gak suka mie. Mending cukup bakso sayur dan kuah. Udah endes banget. Ya tau kan mie bikin rusak kuah, dan jadi bikin kuah menyusut. Yang dilakukan tamce foto untuk dokumentasi tapi versi cabe. sebelum dicabein versi dokumentasi saya aja tanpa cabe alias polos.
Setelah itu kita cicipi kuah dan berasa kaldunya. Dan racik bakso, hanya saja sambel yang bikin rusak. Karena si cabenya kurang segar, cenderung pahit. So kita makan saling icip. Cuma pesenan saya favorit porsi pas. Bakso yang lain selalu ada tetelan. Cuma saya dapat kikil yang enak. Jujur ya saya gak pernah makan jeroan, apalagi daging. Bisa dihitung makan daging. Cuma kalau di olah seperti bakso saya suka. Lidah saya lebih suka bakso kw alias tepung. Tamce bilang "kikil nya enak ya mal, nyesel gw". Elce menyahut " Iya bener porsi lu pas. Punya kita porsi banyak" Dan terakhir tamce bilang "itu kikil asli mal, karena gw pernah beli untuk bikin soto daging beli kaki sapi. Satu kaki harganya mahal @rp 75rb."
Karena masih kongkow ya kita nambah kerupuk macaroni polos kita kasih saus belibis. Dan jus juga es buah. Pulang kita Carter angkot yang lawan arah (rawamangun 25) turun di jembatan busway. Lain kali kita naik busway dari cakung. Shalat ashar dan liat ada acara dari commuter line seperti HUT mereka. Ada band lagi ngejaming lagu hits, dan ada wartawan media massa dari tvOne, metrotv. Kita cuss pulang berlawanan arah.
Cukup sekian dan Terima kasih smoga menyenangkan. Enak baksonya daging asli. Ditunggu cerita berikutnya. Byebye
https://bakso-mukidi.business.site
Mantebs, gojekin dong
ReplyDelete