Mencari Kebahagiaan

pixabay.com

Sebenarnya kepikiran terus untuk menulis dengan sub tema "bahagia". Dari banyak sumber baik buku, media cetak, online atau cerita dari berbagai keluhan orang di sekitar.

Saya berkesempatan untuk membagikan dalam skala kecil untuk ukuran lingkup kehidupan yang sedang dan tengah saya hadapi.

Untuk mengukur sebuah kebahagiaan bagi saya pribadi dan lebih tepatnya subjek tanpa berada dalam objek kebahagiaan tersebut. Untuk menjadi bahagia atau berusaha menjadi bahagia adalah relatif, seperti halnya melihat sudut pandang kecantikan serta ketampanan fisik atau alam dan hewani.

Saya bukan tipe yang melihat bahagia dengan standar banyak orang, dengan tanda kutip karena ruang lingkup kesederhanaan saya pribadi. Banyak orang mengatakan sebuah kebahagiaan datang dari mempunyai keluarga yang sehat bahagia. Ada yang mengatakan bahagia itu ketika melihat tersenyum atau menyelamatkan mimpi dan misinya.

Dari sudut apapun itu baik agama dan psikolog sosial. Hampir semua mengatakan kebahagiaan adalah kenyamanan tanpa disandingkan dengan materi atau hal prestisius lainnya.

https://www.hipwee.com/list/ketika-mencari-kebahagiaan-sudah-tidak-penting/

Cukup sederhana bukan tapi kembali ke subjek tiap orang adalah berbeda. Kemudian bagaimana objektif tiap analisa dalam berbagai pelaku baik institusi resmi dan tidak resmi. Bagi saya kembali dalam rujukan artikel atau refrensi merupakan sumber objektivitas semata. Dan itu adalah bagian dari hak suara yang ingin mengatakan sebuah pembenaran atau sebagai alasan untuk mengatakan sebagai pintu untuk melihat.

pixabay.com

Bagi saya kebahagiaan tiap orang tidaklah sama ukuran dan takarannya. Sesederhana itu dan bagi saya juga ini pendapat ego saya pribadi sebagai manusia.

Dalam pencaharian seorang mencari kebahagiaan tiap frame akan berbeda dengan frame yang lain. Tapi terkadang manusia masih melihat secara keseluruhan. Terlebih saya pribadi selalu ingin berbeda dengan tiap orang.

Sampai detik ini saya masih mencari apa itu bahagia. Ada sebagian orang mengatakan kebahagiaan ketika hanya dapat makanan kesukaan atau menikah dengan standar tinggi. Ataupun bahagia dapat bonus, mendapatkan pekerjaan layak. Atau datang ke majelis ilmu agama.

Bagi saya bahagia itu memang sepakat datang dari diri sendiri. Hanya saja kebahagiaan saya adalah ketika semua orang tidak salah paham dengan maksud kebaikan saya. Dan menerima saya secara utuh itu lebih dari cukup.

https://www.google.com/amp/s/www.popbela.com/career/inspiration/amp/didy/5-cara-mudah-menikmati-kebahagiaan-tanpa-perlu-mengubah-apa-pun-dari-hidupmu

https://m.liputan6.com/health/read/3676253/bagaimana-cara-menemukan-kebahagiaan-dalam-hidup

Hal yang saya bagi di atas hanya ingin memberikan ruang bernafas bagi tiap jiwa yang ada di bumi ini. Bahwasanya kebahagiaan tidak terukur oleh sebuah standar aturan baku. Biarkan diri ini bebas memilih dalam menentukan kebahagiaan diri tanpa harus memikirkan kebahagiaan orang lain.

Hanya memberikan pesan kebebasan dalam menentukan tentu mempunyai batas tersendiri. Seperti memakan segala sesuatu yang berlebihan tentu tidak baik. Sekali lagi bebas disini adalah di naungi oleh sebuah dogma agama bagi setiap pemeluknya.

Kita tidak terpaku oleh sebuah aturan baku yang membenturkan jiwa dan pikiran kita dengan hal-hal yang seharusnya tidak lagi diributkan.

Semoga pembaca setia saya dapat menangkap benang merah dengan apa yang saya bagikan dalam topik hangat ini.

Selalu menyebarkan kebahagiaan dan selalu berusaha menjadi orang yang baik dan berguna dengan mengedepankan empati serta kejujuran ;)

Salam sayang 💕



Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Senandika

Cerita Vlogger Sukses Ria SW Part I

Review : Amber Immersiveland Summarecon Bekasi